Tuesday, October 23

tiga angka pertama

ada satu waktu dimana mengusap keringat sembari memercingkan mata ketika hari sedang panas dan kamu menggerutu memiliki makna mengingkari.
selalu ada dua jenis dan berpasangan. hitam dan putih. utara dan selatan. hitam dan putih. panas dan dingin. kamu dan saya.
saya rasa ada tiga fase dalam hidup. mengetahui. mencoba. dan mengerti. kamu selalu ingin tahu segala hal. menanyakan apa saja yang bahkan sudah sering kamu tanyakan. kepada orang-orang yang sama. dan selanjutnya.

kembali. ada satu pertanyaan penting yang belum mampu saya jawab. apa tujuan hidupmu?
kamu sudah menabung untuk dua kehidupan. sekarang dan nanti itu yang mereka kata kekal. perlahan mereka bilang tak apa. tapi kamu mengetahui betul kamu tengah berusaha.
kamu mempunyai tiga bagian penting yang bahagia itu berasal. orang-orang yang ada dimana kamu pertama kali merasa kedinginan dan menangis karenanya. orang yang tak henti-hentinya membuat jantungmu berdegup kencang. sembari memberikan semuanya tanpa pinta. dan mereka-mereka yang memahami kamu betul-betul serta selalu iya untukmu. sekaligus kesenangan dan kegemaran yang sama.

kembali. dalam tumpukan sepuluh kasurpun satu batu yang mereka taruh pada tumpukan kasur pertama menyadarkanmu.
sampai detik ini kamu pikir ada dua batu. kamu tak pernah membicarakannya padahal ada kalanya tidurmu tak nyenyak karenanya.
sementara kamu memberatkan isi otakmu itu ketiga kurcaci kecil telah bertumbuh dan merongrong akan hal-hal yang belum mereka lakukan. kamu sering melupakan namun kamu serta merta akan mengingat tatkala kamu menggulanakan para raksasa yang sedang meminta tumbal.

kembali. dalam malam-malammu selama kamu bernafas satu mimpi terjadi lebih dari dua kali dan kamu menerus teringat akannya. kamu tahu benar mimpi itu harus terjadi benar nyatanya. kamu fikir mewujudkannya bukanlah sulit.
dua yang saling melengkapi. dua yang berbeda. dua yang tak terpisahkan. dua yang saling mencinta.
terkurung rindu ketika tiga kali delapan jam tak bersua. masih pula tidak terbiasakan akan hal-hal yang tak mampu lagi.

kembali. satu tak sama membuat beberapa tak sama lain.
membangun dua.
mungkin tiga.

kembali. menggununglah setelah tiga itu. kecemburuan yang akan selalu ada. iba yang tak habis-habis. rahasia yang seumur hidup tak ingin kamu ungkap.
dua pohon dengan tangkai-tangkai yang sama persis. pun menghasilkan buah yang tak sama rupa. apalagi rasa. yang itu pahit. padahal kamu bilang hambar. yang satu itu kemanisan. padahal kamu tak suka rasa-rasa.
kamu pikir tiga tahun lagi waktu yang tepat sementara sekarang kamu menerus menjadi lebih-lebih-lebih baik lagi setiap harinya.

kembali. cukup satu hal yang akan selalu menjadi tabibmu itu. untuk segala virus yang menyerang. mulailah menyuruh beberapa menebak apa yang kamu rasakan itu. lalu kamu mulai mengiyakan tatkala mereka menyebut benar. karena kamupun sebenarnya tak mengerti harus dengan kata apa menamainya.
menyatukan dua yang berlawanan itu memang mereka bilang bukanlah gampang. tapi kamu rasa kamu sudah lelah berlari dari kenyataan. kamu mulai menghadapi. beradaptasi. dan berharap usaha-usahamu itu diberi harga.
bukan tiga milyar atau tiga sekian rupiah lain. tiga kata apresiasi sudah cukup bagimu.

kembali. kamu memerlukan satu bersandarmu. ketika kamu lelah dan kamu harus pulang. kamu perlu rumah yang sama karena kamu sudah tak tahu arah yang lain.
dua.
yang menyatu oleh tiga kumpulan abjad ajaib.
.
.
.
abracadabra.

No comments:

Post a Comment