Monday, September 22

We Are (not) Twin :D

Judul di atas adalah salah satu judul album foto di facebook saya--berisi foto-foto saya bersama adik satu-satunya, Ellen Nita Vindriana. So, let me itroduce you, my-most beautiful-one and only-younger sister:
Lebaran Hari Kedua, 2014
She loves singing and eating. Loves her boyfriend too (Long last!) :* Shopping as always. Moody (?) but She's adorable at all.

Selisih umur hampir 3 tahun ngga bikin saya sama dia beda jauh. Mulai dari ukuran celana, baju, sampai sepatu, kami punya ukuran yang sama. Tinggi badannya yang lebih tinggi dan muka yang (sedikit) lebih lebar sering banget bikin orang mengira dia kakak saya. Tapi yang bilang dia kakak saya masih kalah banyak dengan yang bilang kami twin. Sebelum saya berhijab, sebelum akhir tahun 2012 tepatnya. Mama yang selalu dan selalu kasih baju yang sama (tapi beda warna) di setiap waktu dan kesempatan--sukses bikin kami jadi "kembar":
Our Older Sister Engagement, Januari 2012

Saya anak kedua dari tiga bersaudara, semuanya cewek. Dengan kakak selisih hampir 6 tahun, mungkin karena itu saya jadi lebih dekat dengan adik saya. Dari kecil, saya ngiri dengan dia. Dari hal-hal kecil tentang dia lebih cantik, dia lebih disayang oleh papa dan mama. Semuanya. Kami sering bertengkar untuk hal-hal yang sama sekali nggak penting. Kalo inget kelakuan saya dulu ke dia, jahat. Hahaha. Pernah saking sebelnya dulu saya gunting dasi di baju seragam pelaut TK-nya. Entah dulu apa penyebabnya.

Seiring kami berdua beranjak dewasa, kami sudah semakin jarang bertengkar. Kami hidup terpisah selama saya kuliah di Jakarta. Kami tetap dekat dan setiap liburan selalu main dan belanja bersama, termasuk bersekongkol bersama, hahaha. Sampai waktu saya lulus kuliah dan 'menganggur' di rumah selama hampir satu tahun, saya inget banget, saya ngga ngobrol sama dia selama hampir seminggu--karena hal yang bisa dibilang cukup sepele. Saya nggak begitu inget penyebabnya, yang jelas kami akur setelah disidang berdua sama papa dan nangis-nangisan bareng.

We grow old together. Kami semakin dewasa pula karena hal itu.

Kami punya pikiran yang sama. Kami men-cacat orang bersama, tentang hal kecil, tentang semua hal. Kami suka gadis-gadis cantik di SNSD dan gadis-gadis seksi bersuara merdu di Sistar. Kami memuji orang-orang yang sama. Kami selalu bersekongkol--untuk tidak ikut dalam acara keluarga di luar kota (yang kami pikir sudah pasti membosankan)--dan kami akan tinggal berdua di rumah saja--dan bangun siang tentunya. Kami saling mengolok tentang baju, dandanan--demi kebaikan katanya. Kami saling memanggil dengan kata kotor seperti, "cuki", "bitch", dsb. Kami benar-benar bukan pasangan kakak beradik yang ideal.

Sampai pada saatnya kami harus berpisah lagi karena saya ditempatkan di kantor pusat di Jakarta. Frekuensi kepulangan saya ke rumah menjadi semakin kecil. Kami tidak mengucap rindu dengan berlebihan. Hanya dengan kalimat pembuka, "Eh wis ndelok MV Sistar a?" (Eh, sudah nonton MV (baru) Sistar belum?) atau, "Eh, Si Xxxx pacare anyar yo? Kapan putuse ambe sing mbiyen?" (Eh, Si Xxx punya pacar baru ya? Kapan putus sama yang lama?) semacam itu kemudian kami larut chatting tentang berbagai hal.

Ketika saya kembali ke Jakarta, dia akan bilang, "Aku wedi turu lampune mati." (Aku takut tidur kalau lampunya mati.) atau, "Aku wis ngerapino kamar, lek samean mulih kamare berantakan." (Aku sudah merapikan kamar (kita), kalau kamu pulang kamarnya berantakan.)

We share everything--waktu, cerita, duit, makanan, baju, tas, sepatu. Dia lebih muda, tapi saya sering meniru gayanya. Make up baru yang dia beli, saya akan ikut membelinya. Dia lebih muda, tapi dia yang selalu jadi sopir:
Nongkrong dan Belanja, jadi penumpang yang baik :D

Sampai kemarin di ulang tahun saya yang ke-24, saya mendapatkan ini dari dia. Sampai nangis ngebacanya:
My 24th Birthday, 2014

Sahabat manapun nggak ada yang bisa menggantikan keluarga--dia. Dia yang sangat ngertiin saya. Dia yang saya benci 2-3 jam atau seminggupun--marah--saling memukul paha hingga menimbulkan bekas cap tangan--begitupun semenit kemudian kembali akur seperti sedia kala.

Hi, Sista. I am the happiest sister in the world. Thanks for this. This best sister-greeting ever. I wish for your long life too. I hope you get everything you wish. Yes, the distance won't be matter, absolutely. I miss you always. We'll counting together for our long last happiness. I won't forget you, No! You're my perfect sister. I love you XOXO