Monday, June 24

Bad Guy (2001)


Pernah menonton film dengan cerita yang sangat miris tapi masih meneruskannya hingga film selesai? Kalau belum, film yang satu ini bisa dicoba. Berlatar kehidupan gangster di Korea Selatan, Han-Gi--salah satu bos geng--menghidupi diri dengan menjadi germo--jatuh cinta pada pandangan pertama pada Sun-Hwa. Dengan cara yang kurang etis Han-Gi mencoba mencuri perhatian Sun-Hwa, di hadapan banyak orang--termasuk pacar Sun-Hwa--Han-Gi mencium bibir Sun-Hwa dengan kasar.


Tidak selesai sampai disitu, Han-Gi dibantu 2 komplotannya terus menguntit Sun-Hwa, sampai di toko buku dimana gadis itu merobek salah satu halaman di sebuah buku--semacam kamasutra--karena tak sanggup membelinya. Salah satu anak buah Han-Gi menaruh dompet di dekat buku tersebut, membuat Sun-Hwa mengambilnya dan meraup uang di dalamnya. Sementara itu sang pemilik dompet mengejarnya dan meminta pertanggungjawaban terhadap 10ribu uang beserta cek yang ada di dalam dompetnya. Merasa dijebak, Sun-Hwa pasrah dan meminjam uang dengan jaminan bila dia tak sanggup membayar dalam waktu satu minggu maka dia harus mau menjadi pelacur hingga hutangnya terbayar lunas.

Spoiler Alert! 
Saat Sun-Hwa mencoba kabur dari rumah bordir--ditolong salah satu anak buah Han-Gi yang mengaku jatuh cinta padanya--Han-Gi menemukan dirinya dan membawanya ke pantai. Di sana dia melihat seorang gadis dari belakang, berdiri, mendekati pantai dan kemudian lenyap, bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya. Dari bekas tempat gadis itu duduk, Sun-Hwa menemukan sobekan 2 foto sepasang kekasih yang kemudian dibawanya pulang ke rumah bordir dan disatukan kembali. Namun sayang, kedua foto sama-sama tak lengkap di bagian wajah keduanya. Di ending cerita, Sun-Hwa kembali ke pantai itu dan menemukan sisa sobekan foto dan ketika disatukan kembali, nampak bahwa pasangan di foto tersebut adalah dirinya dengan Han-Gi. Foto itu seakan menguak masa lalu yang tidak dijabarkan atau bisa juga merupakan isyarat akan masa depan Sun-Hwa.


Dibumbui dengan adegan seksual dan kekerasan, film yang jalan ceritanya sarat kebencian penonton ini benar-benar menampakkan ide cerita yang kuat dari sang penulis skenario merangkap sutradara, Kim Ki-duk. Banyak adegan yang membuat saya geregetan sendiri ketika menontonnya, kenapa tak ada keluarga Sun-Hwa yang mencarinya? Mengapa pacarnya juga kemudian hilang begitu saja? Mengapa Sun-Hwa begitu pasrah? Dan yang paling penting, bagaimana bisa Han-Gi mencintai seseorang dengan begitu kejamnya?

love at the first sight (?)
Tetapi dengan segala alasan untuk menyudahi menonton tersebut, saya masih terpaku menonton film ini. Film yang sangat berbeda dengan film percintaan lain yang pernah saya tonton sebelumnya. Tak heran jika IMDB menulis rating film ini 6.8/10.

Dalam dua minggu ini saya sudah menonton beberapa film lain yaitu Now You See Me, House at The End of The Street, Broken City, Man of Steel, Vehicle 19, dan Texas Chainsaw 3D. Now You See Me yang paling menginspirasi saya untuk menulis. Tapi saya urungkan setelah saya menonton film ini. Saya merasa geram ingin menulis tentang film ini.

By the way kamu juga bisa menonton film ini dan membuktikan kemirisannya disini:

 

Happy watching and enjoy the ending!
 

Friday, June 14

your back side



.
.
.

tak ada penjelasan lebih jauh. hanya saja melihatnya membuat saya hendak berlari sekencang-kencangnya.

dan dari belakang...
memeluk kamu seeratnya.

since when?

"Sejak kapan kamu lebih memilih diam?"



though all people close their eyes, God doesn't.
katamu lalu beranjak pergi.

padamnya api membara

kamu pernah merasakan yang seperti ini sebelumnya bukan?

tidak diterima. berusaha masuk. menjadi orang lain.
atau setidaknya ingat-ingatlah sedikit. yang sedikit itu akan menyelamatkanmu.

kamu sendirian. kamu tidak memulai sesuatu. pun mengakhirinya.

semuanya dimulai ketika hari beranjak senja namun sudah terlalu gelap untuk menikmati oranyenya.
musim harusnya telah berganti seperti seharusnya. tapi tiap hari hujan deras.
sebentar. ingatanmu terhenti. jangan. tolong jangan ingat hanya indah. kamu semakin merasakan perih kan?

semuanya dimulai ketika hari beranjak senja namun sudah terlalu gelap untuk menikmati oranyenya.
ingat pertama kali kamu mendengarnya berbicara? satu kalimatpun kamu rasa sudah lebih dari cukup untuk mengetahui tujuannya berbicara denganmu.

kamu bercerita dengan begitu antusias pada beberapa onggok kumpulan kapuk berbentuk berwarna merah muda. kamu tahu ada beberapa hal yang kamu rasa tidak sepatutnya tapi kamu bilang tak apa.

lalu sekarang baru kamu permasalahkan benar-benar?

kamu tak lebih dari seorang bodoh yang haus kasih sayang saya bilang.

ada beberapa hal yang harus kamu relakan ketika kamu tengah berusaha menjadi seseorang yang lebih baik. semudah kamu membeli sesuatu. menukar beberapa receh limaratusan dengan segelas es teh manis.

kamu sungguh-sungguh tidak perlu berkecil hati. mereka bilang sekarang kita harus selalu membayar untuk mendapatkan sesuatu.

jangan memaksakan diri lagi. berhentilah berpura-pura. tinggalkan semua omong kosong demi-demi-dan demi lainnya itu.

sudah cukup.

beberapa detik menyempatkan diri menutup kedua mata perlahan dan melihat segalanya dari mata hatimu.

the right will come and stay.

berlaku untuk semua hal.
yang pernah membara di dalam hatimu tak akan apa-apa jika kamu rasakan lagi.