Friday, June 14

padamnya api membara

kamu pernah merasakan yang seperti ini sebelumnya bukan?

tidak diterima. berusaha masuk. menjadi orang lain.
atau setidaknya ingat-ingatlah sedikit. yang sedikit itu akan menyelamatkanmu.

kamu sendirian. kamu tidak memulai sesuatu. pun mengakhirinya.

semuanya dimulai ketika hari beranjak senja namun sudah terlalu gelap untuk menikmati oranyenya.
musim harusnya telah berganti seperti seharusnya. tapi tiap hari hujan deras.
sebentar. ingatanmu terhenti. jangan. tolong jangan ingat hanya indah. kamu semakin merasakan perih kan?

semuanya dimulai ketika hari beranjak senja namun sudah terlalu gelap untuk menikmati oranyenya.
ingat pertama kali kamu mendengarnya berbicara? satu kalimatpun kamu rasa sudah lebih dari cukup untuk mengetahui tujuannya berbicara denganmu.

kamu bercerita dengan begitu antusias pada beberapa onggok kumpulan kapuk berbentuk berwarna merah muda. kamu tahu ada beberapa hal yang kamu rasa tidak sepatutnya tapi kamu bilang tak apa.

lalu sekarang baru kamu permasalahkan benar-benar?

kamu tak lebih dari seorang bodoh yang haus kasih sayang saya bilang.

ada beberapa hal yang harus kamu relakan ketika kamu tengah berusaha menjadi seseorang yang lebih baik. semudah kamu membeli sesuatu. menukar beberapa receh limaratusan dengan segelas es teh manis.

kamu sungguh-sungguh tidak perlu berkecil hati. mereka bilang sekarang kita harus selalu membayar untuk mendapatkan sesuatu.

jangan memaksakan diri lagi. berhentilah berpura-pura. tinggalkan semua omong kosong demi-demi-dan demi lainnya itu.

sudah cukup.

beberapa detik menyempatkan diri menutup kedua mata perlahan dan melihat segalanya dari mata hatimu.

the right will come and stay.

berlaku untuk semua hal.
yang pernah membara di dalam hatimu tak akan apa-apa jika kamu rasakan lagi.

No comments:

Post a Comment