Sunday, June 19

saya juga pernah

saya juga pernah, berhasrat yang menggebu, dalam secarik kertas, sebuah pena, dan secangkir kopi, demi satu tulisan yang mereka sebut sastra

saya juga pernah, merinci kata demi kata ajaib yang bahkan tidak tercerna, membaca berulang-ulang, meresapinya hingga penat datang, hingga tiba pada penafsiran

saya juga pernah, menempatkan seseorang di atas segalanya, di atas mimpi dan asa yang menjulang tinggi, mengikuti arah kakinya melangkah, membangun sayap-sayap di punggung, melayang, tinggi, semakin tinggi, dan terjatuh begitu cepatnya, dan kemudian hilang

saya juga pernah, membanjirkan tangisan untuk seseorang, bukan semata-mata karena semua itu begitu menyakitkan, lebih kepada, bagaimana saya tidak bisa membangun rasa, seperti yang ia rangkai hari demi hari, ketika kami bersama

saya juga pernah, mencurangi dengan kedok lari dari apa yang orang sebut cobaan hidup, mendustai, berkelit, walau akhirnya entah atas dorongan apa, pengakuan adalah jalan yang saya tempuh


saya yang sekarang, mencintai anda begitu dalam, memiliki lebih banyak alasan untuk mempertahankan anda daripada menyudahinya

saya yang sekarang, mampu tersakiti dengan sekecil apapun tindakan anda, bukan karena saya tidak menyukai anda, lebih kepada sesuatu yang juga telah anda ketahui

saya yang sekarang, bisa lebih tegar daripada anda, namun bisa juga lebih rapuh daripada anda, dalam satu detik

Friday, June 17

dampak negatif dari FTV dan infotainment, implisit bukan eksplisit

UNSUR-UNSUR INTRINSIK KISAH:

Latar: Ruang TV Griya Srikandi II
Backsound: Ardina Rasti - Kangen
Setting Waktu: Jumat, 17 Juni 2011, menjelang pukul 12 siang. Panas. Pulang kuliah Kas Negara
Sudut Pandang: Orang Pertama, peran yang lebih rendah dari figuran
Alur: Maju, Mundur, Maju, Mundur, Maju
Keahlian dan Watak: Menghujat
Pemeran Pembantu-nya Pemeran yang lebih rendah dari Peran Pembantu: Gadis-Gadis Griya Srikandi II
Amanat: Belum Tahu, Masih dalam tahap pencarian

Panas terik menyambut kepulangan saya dari kuliah Pengelolaan Kas Negara. Saya berjalan pulang ke kosan dengan tertatih-tatih. Saya harus segera membeli payung untuk menggantikan payung saya yang hilang, pikir saya. Sesampainya di kosan, rupanya teman-teman sedang sibuk bergumul dengan cucian.
Saya sempat bercinta dengan kasur saya--saya sebut berguling-guling, memejamkan mata, sempat hilang sesaat, namun terjaga oleh rasa lapar yang menyiksa. Skip.

Saya mengambil piring dan kantong keresek hitam kecil berisikan siomay yang saya beli sepulang kuliah tadi. Saya lalu memposisikan diri di depan TV dan memindah-mindah channel. Ketika sampai pada satu channel, saya terpaku pada salah satu acara infotainment unggulan channel tersebut, sebut saja acara itu insert.

saya: "HUOOOO GERALD HUTAMAAAA pacaran beneran sama ardinaa rastiiiiii"
background: saya pernah 2X menonton FTV berjudul Pacar Super Berondong yang dibintangi oleh Ardina Rasti dan lelaki tampan yang tidak saya ketahui namanya sebelumnya, memerankan peran yang bernama Gerald Hutama. Di FTV tersebut mereka berpacaran.
fact: menurut saya Gerald Hutama sangat ganteng.

salah satu teman saya, sebut saja namanya Riche, menghampiri saya di depan TV.
riche: "SUMPAH??"
background: Riche pernah juga pernah menonton FTV tersebut namun tidak tuntas.
fact: menurut Riche, Gerald Hutama berhidung mancung.

satu teman saya keluar dari kamarnya dan menuju TV, sebut saja dia, Enes.
enes: "woh ganteng sekali."
background: Enes belum pernah nonton FTV tersebut.
fact: Enes pun berpendapat bahwa Gerald ganteng.

dan kami bertiga mulai berteriak-teriak histeris.

Saya tidak menduga mereka berpacaran beneran di dunia nyata. Apalagi menurut saya dan teman-teman, lelaki yang baru kita ketahui bernama Eza Gionino, terlihat jauh lebih muda. Awalnya saya seperti sangat tidak rela, setidakrelanya saya berangkat kuliah Akuntansi Pemerintah III jam 2 siangnya. Hei, you deserve better than her. Kata-kata hujatan mulai keluar dari mulut saya. Biasalah, artis muncul di acara infotainment kan, untuk dihujat penonton setianya. HAHAHAHAHA

Beberapa menit kemudian, saya mendapat sms dari adik saya, sebut saja namanya Ellen.
ellen: "eee dadakno gerald iku ancen ujube ardina rasti, asli batu pisan. wkwk."
translate: "eee ternyata gerald itu memang pacarnya ardina rasti, asli batu pula, wkwk."
background: Ellen pernah menonton FTV tersebut sekali bersama saya di rumah, ketika saya sedang liburan UTS akhir bulan Mei lalu.
fact: Ellen juga menganggap Gerald ganteng.

saya mulai ber-smsan ria dengan adik saya, bersama-sama menghujat. :P

tapi yasudahlah, kalian berdua cocok kok. Sigh.

Setelah saya googling tentang mereka berdua, saya mengetahui bahwa Eza berumur 21 tahun, dan Rasti berumur 25 tahun. Dan mereka mulai berpacaran Agustus 2010. Dan juga sudah membicarakan tentang anak dan pernikahan. Saya lalu menyadari bahwa saya telah sangat-sangat ketinggalan berita.

End Of Story.

Wednesday, June 15

LIMITLESS (2011)


Satu kata buat film ini: SUPER!
Awalnya saya bingung mau nonton film apa waktu berencana nonton bareng pacar. Saya buka web 21cineplex.com dan melihat jadwal film-film yang diputar di Gandaria City. Ketika melihat trailer nya, saya langung bersemangat nonton film ini. Sepertinya sangat menarik. Apalagi saya suka dengan Bradley Cooper. He's so cool and sexy!

Film ini mungkin kurang dalam klimaksnya. Tapi so far saya benar-benar puas nonton film ini. Saya nggak akan menceritakan detail ceritanya ya, kurang seru. Lebih baik menonton sendiri :D

Ada beberapa quotes yang saya suka dari film ini:

#1 "You know how they say we can only access 20% of our brain? This lets you access all of it." - Vernon


#2 "I was blind, but now I see." - Eddie Morra

#3 "A tablet a day and I was limitless. I learned to play the piano in three days. Math became useful. And fun. Even half listening to any language, I became fluent. I suddenly knew everything, about everything. My brain was just pouring this stuff out. Everything I'd ever read, heard, seen was now organized and available." - Eddie Morra


#4 So, Eddie Morra, You do know you're freak? What's your secret?" - Carl Van Loon

#5 "Your powers are a gift from God or whoever the hell wrote your life script." - Carl Van Loon

#6  Everything I have, I want to share it with you." - Eddie Morra

#7 "No scenario? I see every scenario, I see 50 scenarios, that's what it does, Carl. It puts me 50 moves ahead of you." - Eddie Morra

Recommended!