Monday, March 26

yes.

..karena kita memang ditakdirkan untuk bersama.

- saya, 2012

Saturday, March 24

23032012

........
c: "Lama dong ya. Huhu yaudah. Aku tungguin car :*"
r: "Iyaa.. Kamu main2 aja dulu sama yang lain :p"
c: "Asik dibolehin selingkuh *salah"
r: "Gapapa kok. Selingkuh aja sana.."
lagi ngetik. hape bunyi lagi
r: "..Kalo berani"

*speechless

c: "Usss~"
r: "Haha. Tiada ampun kalo kamu ketemon selingkuh :p"
c: "...Hiyaah. Ga mungkin lah. Aku wes cinta setengah mati ngene :p"
r: "Hihi >.< iyaa.. Aku puercaya sama kamu kok sayang.."
c: "Tapi sliyut dikit boleh lah ya Bhahahahaha"
r: "Boleh kok asal sliyutnya sama aku juga :p"
c: "Aku emang udah nggak bisa lepas dari kamu :3"
r: "Aku udah sukses bikin kamu ketergantungan sama aku ya? :3"
c: "Jadi tujuan kamu bikin aku ketergantungan? :O"
r: "Biar nggak cuma aku yang tergantung sama kamu :3"

*speechless lagi*


chit-chat via sms sama pacar. dia otw balik bintaro setelah survey buat makrab kelasnya di cibodas.

Friday, March 16

bukan menyakitkan, ya?

Dusta ketika mereka bilang menunggu itu menyakitkan. Saya bilang, nikmati masa menantimu. Karena merekapun tahu benar ada batas-batas kecil.

- saya, 2012

ketiadaanmu

Sebenarnyapun setiap detik ketiadaanmu merangkai geseran-geseran kecil pada sendi-sendi jari ini. Melahirkan sesuatu yang lazimnya tak harus.

- saya, 2012 on my twitter @frinskasefrina 

dan rindu yang kamu tahan-tahan

rasanya seperti terbangun dari tidur yang sangat-sangat panjang.
tersadar waktu hidupmu di dunia ini berkurang setiap harinya. merasakan hal-hal yang mereka sebut seperti baru kemarin.

dan seperti rindu yang saya tahan-tahan. seingat saya. saya benci merindukan seseorang. sesak.
rindu yang kali ini berbeda. saya nikmati setiap jantung berdegup satu-tiga-per-empat atau mungkin dua-kali lebih cepat dari yang saya rekam dalam memori saya. saya nikmati setiap bibir menyungging senyum-senyum yang tak pernah habis sembari mata menatap tanpa jeda kepada barisan apik titik-titik berresolusi di layar ponsel. merindukan itu bahagia.

tidak. dulu tidak seperti ini.
saya pernah terkejut-kejut. defibrilasi mereka bilang. dua-puluh-empat jam pun nampaknya tak pernah cukup untuk memikirkan sesuatu dalam-dalam.
atau setengah mati menggenggam pasir yang di dalamnya terdapat pecahan karang yang tajam. membuat tanganmu berdarah-darah.


kemana saja kamu selama ini?
rasanya tidak salah kalau mereka bilang pertengkaran itu wajar dalam suatu hubungan. apapun.
tapi kamu lupa. yang berlarut-larut itu tak pernah wajar.
pikirmu ini takdirmu. tak pernah minum air walau kamu tahu kamu sedang dehidrasi. berkali-kali ditinggalkan namun dia selalu kembali---- untuk meninggalkanmu lagi.


saya lupa cinta seindah ini.

Saturday, March 3

tempat di hati (?)

"...aku mikirnya hati itu ibarat rumah, ada kamar-kamarnya. soalnya segala macam yang beruhubungan dengan emosi punya tempat di hati. bahkan musuh pun ada tempatnya sebagai orang yang kita benci. yang aku maksud tempat tertentu itu ya semacam itu lah. aku nempatinnya sebagai orang yang kalo bisa ga ada urusan lagi sama dia."

kalau saya merasa lebih kepada berbicara langsung, mungkin kamu tidak.
ketika kamu merasa kepalamu sakit melihat dari spion motormu saya menatap kosong ke tengah jalan, kepala saya juga sakit.
kalimat-kalimat yang saya baca dari pesan singkat yang kamu kirimkan. saya tidak perlu menghitung berapa menit kamu terdiam sementara kamu nampak bingung dan saya menanti dengan raut masam.

seberapa besar beda sudut presepsi bukan sesuatu yang menakutkan. saya rasa.
sementara kamu terdiam saya makin tersulut. ya. memang benar lebih baik membaca pesanmu. mungkin.

butuh waktu lama untuk terbangun dari tidur musim dingin.
kemudian tersadar kamu memasuki musim baru yang bahkan belum sampai di pikiranmu.

saya pikir kamu juga melalui fase ini. hanya mencicipi buah yang nampak ranum karena semua temanmu membawanya dan menikmatinya di depan matamu. barangkali kamu juga terseret arusnya. mengejar itu yang kamu pikir semua yang kamu inginkan. tapi dalam beberapa detik kamu menginginkan yang lain. terakhir gagal, kamu telah lupa dan kemudian berpikir seolah tak terjadi apa-apa.

tapi saya salah. salah besar.
kamu tidak punya pilihan. dan saya pikir kamu sudah pernah merasakan apa yang kamu rasakan sekarang. dulu. emosi yang sama. menggebu dan berkelanjutan.

kamu terbakar cemburu. meracau kata-kata yang berbalik menyerang dirimu sendiri.
saya bilang mereka itu cerminan perasaanmu. jangan mengelak. atau saya cela.
yang keluar dari mulutmu itu masih sanggup membuat saya terdiam kaku. -dan terpaku.

buat saya mereka itu kembali menjadi apa yang sebelumnya mereka perankan. tidak pernah lebih dari itu.
saya berbicara dengan gurau dan prosentase yang sama. persis.
yasudah saya faham.
melibatkan perasaan punya probabilitas yang cukup besar ketika kamu melihatnya bak menatap spion motormu lekat-lekat hingga terancam celaka.
yang kamu lihat bukan mereka yang sekarang. tapi cerminannya. sesuatu yang sudah pernah kamu lalui. boleh saya sebut itu kenangan.

dan kemudian kamu tersadar telah begitu banyak yang kamu katakan. dan saya mencatatnya dengan tinta tebal dalam buku catatan saya sendiri.