Monday, April 15

Being Someone's Inspiration or Creating Some Good Things?

You choose.

Membaca salah satu tweet pacar saya @saifurrijal yang berbunyi "Tau bisa jadi inspirasi buat seseorang itu rasanya gak bisa diungkapkan dengan kata-kata.", membuat saya berfikir panjang. Bagaimana rasanya menjadi sumber inspirasi bagi seseorang dalam membuat suatu karya, tulisan misalnya? Saya lalu mengingat-ingat, kapan seseorang pernah membuat sesuatu dan dengan terang-terangan memberitahu kalau hal tersebut-untuk saya atau-terinspirasi oleh saya. Saya lupa pernah atau saya lupa rasanya.

Saya pribadi suka menulis. Tentang banyak. Kebanyakan dari banyak tersebut saya tulis ketika sedang di bawah tekanan atau berada dalam suatu permasalahan. Kegalauan membelokkan saya untuk menulis. Menulis sesuatu yang nantinya akan saya baca lagi dan mengangguk senang karena saya tahu saya sempat meninggalkan jejak. Apapun itu. Tulisanmu cerminanmu. Saya seperti mengaca ketika membaca tulisan-tulisan saya kembali setelah beberapa lama. Kadang begitu rumit atau penuh kode. Pun pernah saya menggeleng ketika membaca satu tulisan di blog karena saya bahkan tidak ingat apa maksud saya menulisnya.

Ketika saya mengetahui telah menghasilkan seratus lebih tulisan hanya di blog ini saja-saya tersadar, saya butuh inspirasi setiap menulis. Bisa kejadian yang saya alami-dengan orang-orang di sekitar saya. Orang terdekat kemudian memiliki peran vital dalam menginspirasi saya.

Gampangnya, saya kemudian ingin seseorang ini menulis juga tentang saya. Saya ingin membaca karyanya, tersenyum lalu karena saya sadar, tulisan ini memang tentang saya.

Tapi tidak semua orang menulis. Tidak semua orang memiliki keahlian dalam merangkai kata-kata.

Beberapa pasang orang-pasangan kekasih, pasangan teman-dikaruniai bakat 'saling menginspirasi' dan beberapa lainnya berhenti dalam 'satu menginspirasi dan satu lainnya membuat karya'. Ini menurut saya.

I choose creating some good things, then.

Saya rasa menjadi inspirasi bagi seseorang bukan hal yang terjadi karena kita sendiri menginginkannya. Kita-bahkan mungkin-tanpa perlu melakukan hal apapun bisa menjadi inspirasi. Hal yang terjadi secara alamiah.

Sebaliknya, membuat suatu karya karena terinspirasi oleh seseorang lebih kepada kesengajaan. Kemauan dan kemampuan kita dalam berkarya yang menentukan. Misalnya, saya terinspirasi suatu kejadian atau ucapan seseorang, kemudian saya menulis. Dengan kemampuan saya membuatnya sedemikian rupa dan dengan kemauan saya yang cukup tinggi, beberapa orang yang membaca hasil karya saya tersebut memberikan pujian-sesuatu yang sangat berharga bagi saya-membuat saya semakin bersemangat menulis.

So, thank to my inspiration. You did nothing but happiness indeed. Keep in good track, then.
But, yes it would be a pleasure if (someday) you created some-about me-things.

Friday, April 12

Earth is a Memory Worth Fighting For

Jack Harper is Oblivion.


Satu lagi film sci-fi besutan Joseph Kosinski yang paling ditunggu-tunggu, Oblivion. Berlatarkan bumi pada tahun 2070-an dimana sebelumnya Bulan-satelit bumi telah diambil alih oleh Scavs-makhluk dari luar bumi. Tak lama setelah Bulan diambil alih bumi kehilangan pelindung. Gempa dan tsunami menghancurkan hampir seluruh bagian bumi. Di sini Jack Harper yang diperankan aktor gaek Tom Cruise bersama rekannya Vika (Andrea Riseborough) bertugas untuk menjaga para robot melindungi pengambilan air untuk kemudian dibawa ke Titan, satelit Saturnus, dimana manusia yang tersisa akan dibawa kesana. Jack sebelumnya telah dihapus ingatannya dan yang dia tahu bahwa peperangan antara bumi dan Scavs dimenangkan oleh manusia, walau akhirnya manusia harus kehilangan bumi.

Dua minggu sebelum tugas Jack dan Vika di bumi berakhir, Jack dipertemukan dengan Julia-yang diperankan oleh Olga Kurylenko-gadis Bond dalam Quantum of Solace. Julia ini yang sering muncul di mimpi-mimpi Jack, membuat lelaki ini yakin Julia adalah ingatan manis yang tersisa. Pertemuan mereka yang ternyata memang telah direncanakan Julia berakhir dengan Jack membawa pulang gadis itu ke tempat tinggalnya-gedung megah ribuan kaki di atas permukaan air laut. Vika nampak begitu cemburu dan menaruh curiga pada Julia.

Spoiler alert!
Kemudian yang sedikit mengagetkan, Julia membawa Jack pada satu kebingungan, sesuatu yang tak bisa dipercayainya. Malcolm Beech (Morgan Freeman) memperlihatkan topeng dan alat yang ternyata digunakan manusia-yang bertahan hidup pasca peperangan-menjadi Scavs. Manusia-manusia inilah yang selama ini dia pikir sebagai alien yang jahat. Tet-pimpinan misi-adalah Scav yang sebenarnya.

Jack kemudian dihadapkan dua pilihan yang sulit: Julia atau Vika-sekumpulan manusia yang tak dikenalnya atau Tet dan berbagai fakta yang dia ingat.


Secara keseluruhan, film dengan genre ini tidak hanya apik pada gambar dan efek, namun juga pada alur cerita yang menegangkan dan tak terduga. To me it's 8/10.

By the way these are the pictures of Vika and Julia:
Vika-operator pemantau Jack
beautiful Vika
Julia-berusaha meyakinkan Jack bahwa dia adalah istrinya
Julia-another side

Sepertinya memang pilihan yang sangat sulit untuk Jack.
But today is still Another Day in Paradise!

Wednesday, April 10

fenomena galau di twitter

akhir-akhir ini entah kenapa menemukan beberapa cewek yang sering galau di timeline twitter. setelah mencerna tweet-nya terus tanpa sadar open timeline cowoknya. dan karena efek nganggur mungkin ya. jadi keterusan. jadi misalnya hari ini si S galau di twitter, besoknya nggak sadar saya check lagi timeline-nya. kalau masih galau, dalam hati saya bilang, "Wow..." dengan nada meninggi. nah, lain kalau setelah beberapa hari galau terus si cewek mulai romantis-romantisan lagi sama cowoknya. dalam hati saya bilang, "Oh..." dengan nada datar.

sejenak kemudian saya nyadar, sejak kapan saya jadi lebih tertarik dengan konflik, ya?

setelah saya pikir-pikir, yang romantis-romantisan di twitter udah mainstream banget. seharusnya sih memang orang memiliki kecenderungan lebih suka memamerkan kebahagiaan. tapi seiring dengan berkembangpesatnya teknologi dan berbagai alat pendukungnya, kegalauan seseorang pun bisa dinikmati orang lain. I mean dinikmati, diketahui lah.

di sini muncul permasalahan. nggak semua orang suka sama apa yang kita bagi. nggak semua orang suka sama kita.

menurut saya, jangan dipikir orang bakal kasihan lihat kamu nge-tweet galau. pikirlah, orang (yang nggak suka sama kamu) bakal menari bahagia membaca apa yang kamu publish di twitter itu.

bahkan yang lebih ekstrim. orang yang biasa-biasa (I mean orang yang nggak membencimu) saja bisa lebih tertarik dengan kegalauanmu daripada romantis-romantisan yang kamu share. saya mengibaratkan seperti saya sedang menonton film. filmnya nggak akan jadi menarik tanpa konflik. nggak ada satupun film atau sinetron yang isinya bahagia terus. nah, di sini maksud saya, bisa jadi orang akan lebih tertarik, bisa semakin ingin tahu, bisa mengikuti, dengan apa yang kamu galaukan tersebut.

kemudian tiba-tiba saja saya kangen dengan masa-masa sebelum adanya jejaring sosial. sebelum ada facebook dan twitter. sekiranya kita nggak perlu mengetahui hal-hal yang kita memang nggak perlu mengetahuinya. kalau memang nggak "bisa" tahu bagaimanapun caranya, kita nggak akan tahu.

hari ini sudah berapa tweet yang kamu baca di timeline-mu? dan berapa kali pula kamu mengumpat karenanya?

Wednesday, April 3

hello twin!





spending so much time together does make us (looks) like twin, ya?

di titik nadir

Aku teringat malam panjang itu ketika kamu dengan gaya khasmu itu bertanya kepadaku, "Kamu pernah merasa jatuh yang tak pernah sampai ke dasar?" Aku meresapi kalimatmu dan mencoba membayangkan. Seketika itu yang terbenak adalah minggu lalu ketika Dena keponakan kecilku merengek memintaku mengajaknya ke Dufan. Esoknya dia bilang dia menyesal karena muntah beberapa detik setelah kami naik wahana hysteria.
Aku masih mengingatnya sementara kamu bicara lagi, "Aku rasa aku sedang merasakannya."
Aku merasakan suaramu sedikit bergetar dan tanpa sadar tanganku membelai lembut rambutmu, pelan. Kamu kemudian memelukku dan aku membalasnya. Hening. Kemudian kurasakan kemeja yang kukenakan basah di bagian pundak. Kamu menangis tanpa suara. Kupererat pelukanku dan kurasakan tanganmu mencengkeram semakin kuat.
"Kemarin aku sempat berfikir untuk menerima lamaran Bayu saja." Kamu melepas pelukanku dan mengusap air mata di pipimu. Merah.
"Aku rasa hanya itu jalan satu-satunya. Kamu tahu?" katamu kemudian.
"Tidak. Lebih tepatnya aku tidak mau tahu."
"Kamu bahkan nggak berniat menikahiku!" katamu sedikit berteriak. Kamu mulai tak terkontrol. Aku harus sabar.
"Kamu nggak akan bisa menyelamatkan aku dari semua yang memuakkan ini. For sure, all you can do is nothing." Kamu tahu keheninganku selalu membuatmu semakin meracau. Aku mencoba mengatur emosiku sementara kemarahanmu memuncak. "Aku tak tahan lagi," katamu lalu berdiri, kamu hendak pergi.
"Sebaiknya kamu nggak usah berurusan denganku lagi. I am just a big trouble," kakimu melangkah.
Aku berdiri dan meraih tangan kirimu, mencegahmu. "Aku nggak pernah mengeluhkan apapun tentang kamu. Aku hanya ingin kamu tahu, seseorang ini ada dan mau melakukan apa saja denganmu. Nggak hanya saat kamu senang, nggak hanya ingin bersenang-senang. Mau semenderita apapun, seberat apapun, segila apapun itu, seseorang ini hanya ingin selalu bersama kamu."
Kamu meneteskan air mata lagi. Senyummu yang sangat manis terlihat di antaranya.