Wednesday, April 10

fenomena galau di twitter

akhir-akhir ini entah kenapa menemukan beberapa cewek yang sering galau di timeline twitter. setelah mencerna tweet-nya terus tanpa sadar open timeline cowoknya. dan karena efek nganggur mungkin ya. jadi keterusan. jadi misalnya hari ini si S galau di twitter, besoknya nggak sadar saya check lagi timeline-nya. kalau masih galau, dalam hati saya bilang, "Wow..." dengan nada meninggi. nah, lain kalau setelah beberapa hari galau terus si cewek mulai romantis-romantisan lagi sama cowoknya. dalam hati saya bilang, "Oh..." dengan nada datar.

sejenak kemudian saya nyadar, sejak kapan saya jadi lebih tertarik dengan konflik, ya?

setelah saya pikir-pikir, yang romantis-romantisan di twitter udah mainstream banget. seharusnya sih memang orang memiliki kecenderungan lebih suka memamerkan kebahagiaan. tapi seiring dengan berkembangpesatnya teknologi dan berbagai alat pendukungnya, kegalauan seseorang pun bisa dinikmati orang lain. I mean dinikmati, diketahui lah.

di sini muncul permasalahan. nggak semua orang suka sama apa yang kita bagi. nggak semua orang suka sama kita.

menurut saya, jangan dipikir orang bakal kasihan lihat kamu nge-tweet galau. pikirlah, orang (yang nggak suka sama kamu) bakal menari bahagia membaca apa yang kamu publish di twitter itu.

bahkan yang lebih ekstrim. orang yang biasa-biasa (I mean orang yang nggak membencimu) saja bisa lebih tertarik dengan kegalauanmu daripada romantis-romantisan yang kamu share. saya mengibaratkan seperti saya sedang menonton film. filmnya nggak akan jadi menarik tanpa konflik. nggak ada satupun film atau sinetron yang isinya bahagia terus. nah, di sini maksud saya, bisa jadi orang akan lebih tertarik, bisa semakin ingin tahu, bisa mengikuti, dengan apa yang kamu galaukan tersebut.

kemudian tiba-tiba saja saya kangen dengan masa-masa sebelum adanya jejaring sosial. sebelum ada facebook dan twitter. sekiranya kita nggak perlu mengetahui hal-hal yang kita memang nggak perlu mengetahuinya. kalau memang nggak "bisa" tahu bagaimanapun caranya, kita nggak akan tahu.

hari ini sudah berapa tweet yang kamu baca di timeline-mu? dan berapa kali pula kamu mengumpat karenanya?

No comments:

Post a Comment