Friday, November 25

menuju pertemuan keenam

11 tahun yang lalu, saya 27 tahun 
"Mama jangan pergi. Mama nggak boleh pergi. Biar papa yang pergi. Dera benci papa."
"Papa benci Mama. Papa nggak ingin ketemu kita lagi. Besok kita pulang ke tempat Nenek."
Deraku. Menangis. Aku memeluknya. Bagi Dera ini bukan hal baru. Kalian saling membenci. Kamu dan Dera. Kalian pikir kalian jauh berbeda. Tapi aku tahu, bahkan kalian sangat sama. Dalam hal apapun.

* * *

"Jangan membawa Dera terlalu jauh dariku. Kamu tahu, Dera hidupku juga, bukan hanya kamu."
"Tahu apa kamu soal Dera, Mas? Dia hidup 7 bulan lebih dalam perutku! Kamu bahkan selalu menyalahkan dia. Kamu cemburu padanya, ya kan, Mas?"
Kamu membuka jendela mobil, mengambil karcis tol, angin panas memasuki mobil, agak berdebu. Dera kecilku, kelas 5 SD, tertidur pulas di jok belakang.
"Kamu berubah sejak Dera lahir. Kamu sadar?"
"Kamu juga, Mas. Kamu juga."

* * *

2010. Sejam setelah insiden Restoran Masakan Jepang
"Kamu melupakan semua janjimu pada Mama."
"Dera minta maaf, Ma. Dera mencintai...." Dera belum menyelesaikan perkataannya, tapi aku muak.
"Cukup. Dera pilih Mama atau gadis itu. Sekarang."
"Ma, Dera nggak bisa. Mama hidup Dera, Andita juga."
"Tahu apa kamu soal hidup? Mama setengah mati melahirkan kamu. Kamu tahu?"
"Kenapa Andita, Ma? Kenapa?"
"Nggak akan sampai di otak kamu, Mama bahkan nggak ngerti kenapa. Mama cuma nggak suka."

Why don't you understand?

No comments:

Post a Comment