Friday, October 21

when I tried to stand in your shoes

sendiri. melepas status. berlarut dalam kesendirian. dengan beberapa lelaki. bersenang-senang. tak ada hati. menunggu. pangeran berkuda putih. berhasrat tentang kamu. yang belum pernah saya temu.

sendiri. menduakan perasaan. dengan beberapa gadis. bersenang-senang. tak ada hati. mencari. putri bergaun putih. berhasrat tentang kamu. yang belum pernah saya temu.

pandangan pertama. dihujani terpana. di tengah bising. dengan hati hening. kamu dan mereka. tanpa sapa. tanpa memori. seri.

pandangan pertama. begitu menggoda. di tengah bising. dengan hati hening. kamu dan lagu. menyatu. membekas dalam memori. seri.

kencan pertama. penuh gelora. penuh tawa. lalu mengikat janji. kata orang sehidup-semati. lalu hanyut dalam hasrat. bertaut dan berpagut. kemudian dengan mudah saya mencintaimu. ya, kamu.

kencan pertama. penuh gelora. penuh tawa. lalu mengikat janji. kata orang sehidup-semati. lalu hanyut dalam hasrat. bertaut dan berpagut. kemudian dengan mudah saya mencintaimu. ya, kamu.

bersama. tak ada noda. walau cacat. tak tercatat. kamu dan ketampananmu. tetap meluluhkan. lalu sayap-sayap mulai tumbuh di punggung. belum. saya belum ingin terbang.

bersama. tak ada noda. walau cacat. tak tercatat. kamu dan kecantikanmu. tetap meluluhkan. lalu saya masih memendam. bak bukit. kemudian lama. jadilah gunung. belum. saya belum ingin meletus.

terpisahkan oleh jarak. dipenuhi sesak. bergesernya prioritas. tak pernah tuntas. kamu lari. saya sembunyi. lalu kita tak pernah bertemu. walau hanya demi pendapat yang bersatu.

terpisahkan oleh jarak. dipenuhi sesak. kamu dan teori hukum tarik-menarikmu. meratap pikiran picik yang semu. lalu kita berdebat. tak pernah sependapat.

fase kritis. lelah psikis. saling menghujat tanpa peduli akibat. tanpa dasar. tanpa ideologi. lalu tak pernah merasa bersalah, kamu bilang. oh. otak saya dangkal. tapi saya terus menyangkal.

fase kritis. lelah psikis. saya ingat kata-kata hina. lalu keluar tanpa sela. hanya cela. dan kamu menangis. lalu tak pernah merasa bersalah, saya bilang. oh. otak kamu dangkal. tapi kamu terus menyangkal.

bertemu setelah sekian lama. merindukanmu tanpa hela. ingin pelukmu dan ampunmu. oh. saya terlunjak. dan tangis terisak. kamu hidup saya. tanpamu hanya gulana. beraninya kamu mencoba pergi?

bertemu setelah sekian lama. merindukanmu tanpa henti. ingin pelukmu dan sesalmu. oh. saya tersentak. dan tangis terisak. kamu hidup saya. tanpamu hanya siksa. beraninya kamu mencoba pergi?

1 comment: